Rumput Teki (Cyprus Rotundus)

Padanan cokelat tanah dan bening udara
Dalam atmosfer bersuhu rendah
Pertentangan dengan daerah khatulistiwa nan panas
Rumput teki tumbuh

Kala posisi mentari 6 derajat dibawah ufuk
Rumput teki terselimuti embun
Lalu jatuh satu titik embun itu
Teramat cantik sungguh

Rumput teki hidup dalam sela-sela jajaran sabana nan luas
Hampir terlupa jika kita mengindahkan perdu

Rumput teki
Walau spectrum klorofilmu biasa
namun mampu menari saat semilir angin bersua
Mengalun bersama sahabat alam lainnya
Sesekali bermain cantik dengan serangga bersayap lebar

ku lihat rumput teki manyapaku
dihulu menuju jalan indah
tersenyum aku membalasnya

rumput teki hari ini
sahabat alam yang terindahkan

Sagalaherang
27.01.10



Nazala Qisti Lira Hakim

Terbit dari hati yang suci
Selepas senja
Demikian ia manis
Anak adam itu
Langsat layaknya kulit duku
Kian elok dengan balutan kain diatas kepala
Cindai pun begitu adanya
Subhanallah
Tak cacat satupun
Terkawal oleh juz-juz Qur’an
Seharusnya Hafiziani
Tak ada celah sedikitpun hal keduniaan
Walaupun kehilapan itu ada
Qisti hanya insan biasa
Bukan makhluk bersayap terpancar nur
Yah.. Qisti dipanggil adanya

Aku terkagum
Pikirku berfantasi sembari tersenyum
Siluet Qisti tepat diatas kepalaku
Subhanallah



Ironi Dramatik

Kenangan busuk dua tahun yang lalu
Waktu yang bertalian dalam jalan bebas hambatan
Ironis
Rumput teki terlihat semeraut
Begitupun oksigen terasa sesak bak gas beracun
Terengah engah
Lalu membentuk danau disekitaran kelopak mata
Sesekali lirikan tajam membusur kearahku
Tak mengerti
Pura-pura tak tau atau sekedar iba
Skema pikirku berantakan
Rasanya ingin cepat berakhir
Kembali keperistirahatanku
Hening, bening, tak mencekam

Berkas itu
Kacau
Kerap kali aku mengingatnya
Jalan menuju kebusukan
Kebusukan dalam lintasanku kini



TAK SEJAJAR

Aku bukan ukuran yang kau inginkan
Cantik
Hedonis
Glamour
Aku wanita biasa yang tak layak sejajar dengan kaum elite sepertimu
Aku merasa ngeri kalau-kalau mulut manismu itu menyemburkan kata nista untukku
Owh,, nona barangkali dirimu teramat sangat bangga menikmati tetes keringat orang tuamu, tapi tidak denganku cukup kesederhanaan itu saja
Memang, aku hanya gadis kampung tapi ingat nona otakku tidak kampungan

Aku yakin dirimu merasa jijik denganku
Terlalu jauh dengan kemolekan tubuhmu
Ah,, biasa bagiku sebab yang kutahu kemolekanmu itu hasil dari mengakali kedua orang tuamu
Tak merasa iba sama sekalikah dirimu terhadapnya????
Sekali lagi hubungannya dengan materi nona!! utama pengorbanan

Barang sedikitpun aku tak bisa dan tak ingin sepertimu
Aku sibuk
Yah., aku terlalu sibuk dengan investasiku
Investasi yang menggunung sudah
Investasi dosa yang telah kutitipkan pada malaikat disamping kiriku

Aku engkau pandang hina
Aku engkau rasa munafik
Aku engkau pikir sampah
Aku engkau…
Ah., sudahlah nona tak akan pernah bertepi
Dan tak pernah sejajar pula aku engkau
Barang kali hatimu seperti belerang yang berbau busuk
Entah itu apa itulah skema pikirku


This entry was posted on 00:35 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: